Yang luar biasa dan bahkan super hebat


Mensyukuri nikmat Allah SWT itu suatu kewajiban, sedangkan sabar terhadap ujian Allah SWT itu juga suatu keharusan. Orang-orang yang mampu menjalankannya dengan baik adalah orang-orang yang sangat hebat. Akan tetapi,  mensyukuri ujian Allah SWT ini sesuatu yang luar biasa dan sangat hebat, sebagaimana juga sabar terhadap nikmat Allah SWT, ini juga merupakan sesuatu yang luyar biasa. Boleh jadi, hanya para Nabi dan Rasul atau para wali Allah yang mampu melakukan hal-hal demikian, meskipun siapa yang dimaksud para wali atau para kekasih Allah itu, hanya Allah-lah Zat yang Maha Tahu.
Kisah yang dimuat di majalah El-Fata, Volume 07 2007, yang berjudul “Kasih Sayang di Bulan Sura”, berikut ini semoga menjadi ibrah bagi kita.
Seorang dokter spesialis luka dalam, di Riyadh (Saudi Arabia) bernama Dr. Khalid Al Jubir berkisah tentang dirinya dan sahabatnya. Beginilah kisahnya;
Selama kuliah – dulu – dia memiliki seorang teman mahasiswa akademi militer. Dalam semua hal, dia memiliki banyak kelebihan dibanding dengan teman-temannya yang lain. Selain baik hati, pemuda ini juga amat rajin shalat malam dan tidak pernah lalai menjalankan shalat lima waktu.
Pemuda ini lulus dengan nilai memuaskan, tentu saja ia sangat ingin senang. Namun, tak ada yang bisa menduga jalannya takdir.
Suatu saat, pemuda ini terserang penyakit influensa, dan sejak saat itu fisiknya menjadi lemah hingga mudah terserang berbagai macam penyakit. Karena komplikasi penyakit yang beragam, ia menjadi lumpuh. Tubuhnya tidak lagi mampu digerakkan sama sekali. Semua dokter yang menanganinya mengatakan kepada Dr. Khalid bahwa kemungkinan kesembuhan untuk pemuda itu tingga sekitar 10% saja.
Pada saat Dr. Khalid membesuknya di rumah sakit, ia melihat pemuda itu tak berdaya di atas ranjangnya. Dr. Khalid datang untuk menghiburnya. Subhanallah, apa yang didapatkan justru sebaliknya, wajah pemuda itu cerah jauh dari mendung kedukaan. Pada wajah itu jelas sekali terpancar cahaya dan kilauan iman.
“Alhamdulillah, saya dalam keadaan sehat-sehat saja. Saya berdoa kepada Allah SWT semoga Anda lekas sembuh,” kata Dr. Khalid membuka pembicaraan.
Diluar dugaan, pemuda itu menjawab, “Terimakasih untuk doamu. Sesungguhnya saudaraku mungkin saat ini Allah tengah menghukumku karena lalai dalam menghafal Al Qur’an. Allah mengujiku agar aku segera menuntaskan hafalan. Sungguh ini adalah nikmat yang tiada terkira.”
Dr. Khalid terpana mendengar jawaban yang menakjubkan itu. Bagaimana mungkin cobaan yang begitu berat yang tengah dialami pemuda itu dianggap sebagai suatu nikmat yang pantas ia syukuri ? Benar-benar ini adalah suatu pelajaran baru yang amat berharga bagi dirinya sehingga ia merasa tak berharga di hadapan pemuda itu.
Dr. Khalid teringat sabda Rasulullah SAW, Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra, ia berkata.” Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin. Seluruh urusan atau keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan. Yang demikian ini tidak terjadi, kecuali hanya pada orang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur. Hal ini merupakan suatu kebaikan. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar. Itu juga merupakan kebaikan. (HR Muslim)
Jujur saja, Dr. Khalid teramat mengagumi ketabahan pemuda itu. Beberapa pekan kemudian ia membesuk sahabatnya itu, sepupu sang pemuda berkata. “Coba gerakkan kakimu. Coba angkat kakimu ke atas”. Pemuda itu menjawab, “Sungguh aku amat malu kepada Allah untuk terburu-buru sembuh. Jika kesembuhan itu yang terbaik di mata Allah, aku bersyukur. Namun, apabila Allah tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agar aku tidak melangkah ke tempat-tempat maksiat aku pun bersyukur. Allah Maha Tahu yang terbaik untukku.
Allahu Akbar ! Betapa kalimat ini sangat menggetarkan. Setelah peristiwa itu, Dr. Khalid menempuh program magisternya ke luar kota. Beberapa bulan setelah itu ia kembali dan yang pertama diingatnya adalah pemuda sahabatnya itu. Dalam benaknya ia berpikir, ‘Mungkin saat ini ia sedang terbaring lemah di atas kasurnya. Jika ia kemana-mana, pastilah ia digotong.
Ternyata, menurut teman-temannya, pemuda itu sudah pindah ke ruang penyiapan untuk mendapatkan pengobatan alami. Pada saat Dr. Khalid menemuinya, ia tengah duduk di kursi roda. Dr. Khalid senang sekali melihatnya hinga berkali-kali ia mengucapkan syukur.
Pemuda itu dengan sponta menyampaikan kabar gembira yang rak terduga.”Alhamdulillah saya telah menyelesaikan bacaan Al Qur’an,” katanya penuh semangat.. “Subhanallah,” Dr. Khalid memekik kagum. Setiap kali membesuknya, ia selalu mendapat hikmah yang semakin mempertebal keimanannya.
Tidak lama berselang, Dr. Khalid  kembali pergi ke luar kota selama empat bulan. Selama itu pula, ia tidak pernah bertemu dengan pemuda sahabatnya yang sangat sabar dan tabah itu. Hingga saat ia kembali, ia menerima kenyataan yang amat sulit diterima oleh akal manusia. Namun, bagi allah Zat yang Maha Tinggi, bukanlah hal yang mustahil terjadi. Jangankan hanya sakit, tulang belulang yang telah hancur pun bisa dihidupkan kembali menjadi manusia yang utuh.
Pada waktu Dr. Khalid sedang shalat di mushalla rumah sakit itu. Tiba-tiba, ia mendengar sapaan seseorang, “Abu Muhammad !” Reflek dia menoleh dan pandangan di hadapannya membuatnya terpana. Ia tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Benar, wallahi ? (Sungguhkah, ucapan nyaris tidak percaya) yang berdiri di hadapannya adalah pemuda sahabatnya yang dulu lumpuh total. Namun, dihadapannya kini ia dapat berjalan kembali dengan normal dan segar bugar. Allahu Akbar, sesungguhnya keimananlah yang dapat memunculkan keajaiban.
Spontan, Dr. Khalid menangis. Pertama, dia menangis karena terharu dan senang akan karunia Allah berupa kesembuhan untuk sahabatnya itu. Kedua, ia menangis untuk dirinya sendiri yang selama ini lalai untuk mensyukuri nikmat-nikmatNya.
Ternyata, karunia untuk sahabatnya tidak hanya sebatas itu. Ia diterima sebagai delegasi Universitas Malik Su’ud Riyadh, kerajaan Saudi Arabia untuk melanjutkan studi magisternya. “Dr. Khalid, apa yang saya terima ini justru akan menjadi malapetaka bagi saya jika saya tidak mensyukurinya’” paparnya kepada Dr. Khalid.
Setelah tujuh tahun, pemuda itu mengunjungi Dr. Khalid kembali dalam rangka mengantar kakeknya yang terkena penyakit hati. 
Subhanallah, ia telah menjadi seorang mayor saat itu !
Dr. Khalid kembali meneteskan air matanya. Ia berdoa kepada Allah agar pemuda itu selalu dalam kebaikan dan selalu istiqomah di dalam iman dan islam. Sungguh Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan permohonan setiap hamba-Nya. Subhanallah.
Cuplikan dari buku Dahsyatnya Sabar. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenangan ke Bromo tahun 2013

Idul Fitri 1433 H